Minggu, 22 Juli 2012

Dua, Tiga, Lahirnya kader pertama

"berapapun jumlah kita yang penting kita bergerak dan melangkah". ya... itulah komitmen yang kita tanamkan dalam Pimpinan yang hanya berjumlah segelintir orang. tidak ada keadaan yang memprihatinkan jika kita pandai bersyukur, langkahpun mulai berjalan mesti banyak keterlambatan. formasi telah diatur dalam liga yang cukup penuh perjuangan. kondisi kurangnya kader bukan suatu alibi untuk menghambat program mesin waktu yang telah ditentukan. dari dekat terdengar berita pengkaderan yang diselenggarakan oleh Midwifery dan ini merupakan kesempatan lebih dari sekedar emas untuk menciptakan kader yang baru. tidak menunggu lama, layang segenap tenaga dan semua usaha telah maksimal untuk menciptakan  kader ini. dan akhirnya 6 nama telah tercantum dalam peserta perkaderan ini. nama-nama ini adalah Niken Widyaningtyas, Wahyu Eko Prasetyo, Fadillah Fidinillah, Nuzulul Qoyyimah,Wenny Serlinda, Bella Zwesty.

Jumat, 20 Juli 2012

Sebuah Nama Penuh Perjuangan

ku masih teringat hari itu, tepat tanggal 10 juni 2012 disaat seluruh komponen mahasiswa dalam satu ikatan berdiskusi tentang evaluasi masa kepemimpinan yang akan berakhir beserta program-program kerja apa yang sudah dan belum terlaksana. aku duduk didepan belasan pejuang serta membawa sebuah palu yang dianggap benda yang sangat keramat dikelas itu. alotnya perbincangan saat itu membuat jantung yang tadinya tenang menjadi berdetak menentu. waktu terus bergulir hingga petang datang menjelang seakan-akan mengisyaratkan semua harus berakhir, bermunculan suara dari pesan hingga pandangan yang menyorot layaknya aku yang tertuduh. ku ingat jelas ketika semua keputusan itu diambil dan disepakati bersama bahwa "Sang Pencerah" baru akan dilahirkan.

terbesit dalam fikiran apa nama yang pantas untuk bocah kecil itu, ku sadari kemampuan diri membatasi langkah ini, namun sebuah batin yang hebat menguatkan percaya diriku, binar cahaya berakhir sia-sia jika tak dapat menyinari kegelapan, sinar haruslah berpijar, cahaya haruslah menerangi, dan hidup haruslah memberi dan berbagi. dari kisah perjalanan ini berdirilah sebuah sosok yang tegap tanpa kesombongan hati dengan semangat cinta kasih dan ketulusan hati "RAUSYAN FIKR"